Selasa, 21 Januari 2014

Kebudayaan dan Kepribadian Bangsa Singapura

SINGAPURA
Singapura adalah salah satu republik di Asia Tenggara dan anggota Persemakmuran, yang mencakup sekelompok pulau, dengan P. Singapura sebagai pulau terbesar. Di sebelah barat dan utara berbatasan dengan Selat Johor (Malaysia), di sebelah timur dan selatan dengan Selat Singapura (Indonesia). Negara ini terletak 137 kilometer sebelah utara garis khatulistiwa. Lokasi negara ini yang strategis, fasilitas infrastrukturnya yang berkembang pesat, kontras budayanya yang memesona, serta atraksi wisatanya, semua berkontribusi terhadap kesuksesannya menjadi daerah tujuan unggulan baik untuk bisnis maupun wisata.
Singapura terletak di kawasan Asia Tenggara tepatnya di antara Malaysia dan Indonesia di selatan Semenanjung Malaka. Letak Singapura sangat strategis karena terletak di jalur silang pelayaran internasional. Letak geografis Singapura adalah 1°22’N, 103°48’E.
Singapura terdiri dari 63 pulau dan yang terbesar adalah pulau Ujong (biasanya disebut 'pulau Singapura'). Di sebelah utara Singapura terdapat dua jembatan menuju Johor, Malaysia. Luas Singapura sekitar 697 km2 dan negara terluas ke-192 di dunia. Titik tertinggi negara Singapura terletak di Bukit Timah Hill dengan ketinggian 166 m. Hampir dua pertiga wilayah Singapura memiliki ketinggian kurang dari 15 meter di atas permukaan laut.
Singapura berbentuk sebuah ketupat. Tanahnya rendah dan bergelombang, dengan beberapa bukit di sebelah barat laut dan daerah berawa-saya di sebelah barat daya. Sungai-sungai kecil dan pendek mengalir dari daerah perbukitan ke pantai, kecuali di sebelah selatan. Di sebelah selatan, Singapura memiliki pelabuhan akan yang terlindung oleh dua pulau lepas pantai.
Singapura terletak kira-kira 130 km di utara garis khatulistiwa. Suhu rata-rata tercatat 26^o C, dengan pergeseran hanya sekitar 1,4^C. meskipun demikian, negeri ini mengalami tiga musim yang berbeda satu sama lain: musim hujan yang sejuk (November-Maret) mempunyai hubungan dengan angin musim timur laut; musim kemarau yang panas (April-September) mempunyai hubungan dengan angin musim barat daya; musim pancaroba (September-November) diwarnai oleh perubahan cuaca yang terjadi secara mendadak. Curah hujan rata-rata 2.500 mm per tahun.
KERAGAMAN BUDAYA DAN KEPRIBADIAN SINGAPURA
Singapura merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia. 85% dari rakyat Singapura tinggal di rumah susun yang disediakan oleh Dewan Pengembangan Perumahan (HDB). Penduduk Singapura terdiri dari mayoritas etnis Tionghoa (77,3%), etnis Melayu yang merupakan penduduk asli (14,1%), dan etnis India (7,3%), dan etnis lainnya (1,3% ). Mayoritas rakyat Singapura menganut agama Buddha (31,9%) dan Tao (21,9%). 14,9% rakyat Singapura menganut agama Islam, 12,9% menganut agama Kristen, 3,3% Hindu, dan lainnya 0,6%, sedangkan sisanya (14,5%) tidak beragama. Singapura terdiri atas multietnis (Melayu, Cina, India, dan Eropa). Tata kehidupan masyarakatnya merupakan perpaduan antara budaya Timur dan budaya Barat.
Singapura mempunyai empat bahasa resmi, yaitu Inggris, Mandarin, Melayu, dan Tamil. Bahasa Melayu adalah bahasa nasional Singapura tetapi lebih bersifat simbolis; ia digunakan untuk menyanyikan lagu kebangsaan (Majulah Singapura) dan juga sewaktu latihan dan dalam perbarisan pasukan tentera dan polisi. Pemerintah PAP lebih cenderung dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar (lingua franca) dan penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas kepada kaum Melayu saja. Hanya segelintir daripada kaum Tionghoa dan India yang fasih dalam bahasa nasional (mayoritas daripada mereka telah melewati masa Singapura sebelum merdeka).
Salah satu aspek yang paling luar biasa dari Singapura adalah sifat penduduknya yang kosmopolitan, sebuah keuntungan alami dari posisi geografisnya yang strategis maupun keberhasilan komersialnya. Dibangun oleh Thomas Stamford Raffles sebagai sebuah pusat perdagangan pada tanggal 29 Januari 1819, kota kecil tepi laut Singapura segera menarik para imigran dan pedagang dari negeri Tiongkok, India, Indonesia, Semenanjung Malaya, dan Timur Tengah.
Tertarik dengan masa depan yang lebih baik, para imigran datang dengan membawa budaya, bahasa, adat istiadat, dan kebiasaannya sendiri. Perkawinan silang dan perpaduan budaya turut berperan dalam memengaruhi keragaman budaya yang kemudian terbentuk dalam masyarakat Singapura dari berbagai aspek, sehingga menjadikan warisan budaya yang beragam dan dinamis. Di akhir abad ke-19, Singapura menjadi salah satu kota paling kosmopolitan di Asia, dengan kelompok etnis utama dari kaum Tionghoa, Melayu, India, Peranakan, dan Eurasia. Saat ini, etnis Tionghoa merupakan etnis mayoritas, yaitu 74,2% dari total populasi Singapura, sementara penduduk awal negeri ini  – 13,4% adalah etnis Melayu. Etnis India sebanyak 9,2%, dan 3,2% sisanya berasal dari Eurasia, Peranakan, dan etnis lainnya. Singapura juga banyak dihuni oleh kaum ekspatriat, dengan hampir 20% dari mereka adalah para pekerja ‘kerah biru’ bukan warga tetap yang berasal dari Filipina, Indonesia, dan Bangladesh. Sebagian sisa dari populasi ekspatriat tersebut termasuk para pekerja ‘kerah putih’ yang datang dari berbagai negara, seperti Amerika Utara, Australia, Eropa, RRC, dan India.
Sebagai cerminan dari paduan budaya yang dimilikinya, Singapura mengadopsi satu bahasa untuk mewakili semua dari empat etnis atau kelompok ‘ras’ yang utama. Empat bahasa resmi dalam konstitusi Singapura adalah bahasa Inggris, Mandarin, Melayu, dan Tamil. Namun, sebagai pengakuan atas status etnis Melayu sebagai masyarakat pribumi di Singapura, bahasa nasional Singapura adalah Bahasa Melayu.
Keberadaan bahasa-bahasa lainnya, khususnya bahasa Melayu dan Tionghoa, tentunya berpengaruh terhadap jenis bahasa Inggris yang digunakan di Singapura. Pengaruh ini terutama tampak dalam bahasa Inggris informal, sebuah bahasa sehari-hari yang berbasiskan bahasa Inggris yang dikenal secara umum sebagai Singlish. Sebagai lambang identitas bagi banyak warga Singapura, bahasa tersebut mewakili sebuah bentuk bahasa campuran yang mencakup kata-kata dari bahasa Melayu, juga Mandarin dan India.
Hampir semua orang di Singapura dapat berbicara lebih dari satu bahasa, dan banyak yang mampu berbicara dalam tiga hingga empat bahasa. Sebagian besar anak-anak di Singapura tumbuh dalam dua bahasa sejak kecil, dan mereka pun mempelajari bahasa lain saat mereka tumbuh dewasa. Dengan mayoritas populasi yang mampu membaca dan menulis dalam dua bahasa, bahasa Inggris dan Mandarin merupakan bahasa yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara bahasa Inggris merupakan bahasa utama yang diajarkan di sekolah, anak-anak di Singapura juga mempelajari bahasa ibu mereka untuk memastikan agar tetap tersambung dengan akar budaya mereka. Di antara dialek bahasa Tionghoa yang berbeda-beda, bahasa Mandarin dijadikan sebagai bahasa utama etnis Tionghoa dibandingkan bahasa lainnya seperti Hokian, Tiociu, Kanton, Hakka, Hainan, dan Fuchow. Sebagai bahasa kedua yang paling banyak digunakan di antara etnis Tionghoa di Singapura, penggunaan bahasa Mandarin meluas setelah dimulainya kampanye Speak Mandarin di tahun 1980 yang membidik etnis Tionghoa. Di tahun 1990-an, upaya-upaya lebih digalakkan untuk membidik kalangan etnis Tionghoa yang berpendidikan bahasa Inggris. 
Jelajahilah berbagai kawasan budaya dan landmark keagamaan di pulau ini, serta kenali lebih dekat masyakarat multikultural di Singapura. Apakah Anda bergabung dengan sebuah tur atau menjelajahi Singapura sendiri, Anda pasti akan menemukan peninggalan sejarah yang menarik, keberagaman budaya yang bervariasi, dan gaya hidup warga Singapura yang unik selama kunjungan Anda ke negara kota ini.

Singapura memiliki ekonomi pasar yang sangat maju, yang secara historis berputar di sekitar perdagangan entrepĂ´t. Bersama Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan, Singapura adalah satu dari Empat Macan Asia. Ekonominya sangat bergantung pada ekspor dan pengolahan barang impor, khususnya di bidang manufaktur yang mewakili 26% PDB Singapura tahun 2005 dan meliputi sektor elektronik, pengolahan minyak Bumi, bahan kimia, teknik mekanik dan ilmu biomedis. Tahun 2006, Singapura memproduksi sekitar 10% keluaran wafer dunia.
Singapura memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dan merupakan pusat pertukaran mata uang asing terbesar keempat di dunia setelah London, New York dan Tokyo. Bank Dunia menempatkan Singapura pada peringkat hub logistik teratas dunia. Ekonomi Singapura termasuk di antara sepuluh negara paling terbuka, kompetitif[68] dan inovatif di dunia. Dianggap sebagai negara paling ramah bisnis di dunia, ratusan ribu ekspatriat asing bekerja di Singapura di berbagai perusahaan multinasional. Terdapat juga ratusan ribu pekerja manual asing.
Letak Singapura yang sangat strategis membuat sektor perdagangan dan jasa berkembang sangat cepat, bahkan terbesar di Asia Tenggara. Singapura menyediakan berbagai fasilitas penerbangan dan pelabuhan laut dengan lengkap, sehingga menjadikannya sebagai tempat singgah sementara (transit) kapal- kapal atau pesawat dari berbagai maskapai yang hendak melanjutkan perjalanannya. Kondisi politik dan keamanan yang stabil menjadikan Singapura sebagai tujuan investasi, khususnya bagi negara-negara Barat yang hendak memperluas pasarnya di kawasan Asia.


Daftar Pustaka :


SENI TARI PIRING

SENI TARI PIRING
Sumatra Barat sebagai salah satu daerah tujuan utama wisata di Indonesia tidak hanya menyediakan kehindahan alam saja namun juga keindahan budaya sepeti tarian-tarian .Seiring perkembangan zaman ,seni budaya tari budaya tari perlahan lahan mulai ditinggalkan. Masuknya budaya-budaya baru ke-era globalisasi ini membuat seni tari menjadi sesuatu yang kurang diminati.
            Untuk melestarikan kembali kebudayaan tari Indonesia,kita perlu mempelajari
kembali jenis-jenis tari.Salah satunya yang akan kita bahas yaitu Tari Piring.Asal usul Tari Piring berasal dari Sumatra Barat.
Salah bentuk kesenian yang ada di Minangkabau adalah Tari Piring yang masih banyak dijumpai di Sumatera Barat.Kehadiran piring bagi masyarakat Minangkabau pada zaman dulu merupakan suatu hal yang menarik. Rasa keingintahuan masyarakat terhadap propet lain di luar alat makan.
            Tari Piring merupakan salah satu warisan budaya yang harus kita jaga dan
lestarikan. Jadi agar seni Tari Piring tetap lestari,kita harus mengetahui semua hal tetang seni Tari Piring itu sendiri.Semoga tulisan ini mampu memberikan kita pengetahuan yang lebih luas tentang Tari Piring,sehingga kita mampu melestarikan warisan budaya ini.



Fungsi Tari Piring
            Tari Piring sendiri cukup beragam. Akan tetapi, pada umumnya tari piring di Minangkabau ditampilkan pada upacara adat seperti pengangkatan penghulu,upacara perkawinan,khitanan,dan juga upacara setelah panen,yaitu upacara yang dilakukan bagi orang yang mampu karena panennya berhasil dengan baik. Tujuan upacara ini dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah Swt. Yang telah memberi rahmat dan rezeki dan bagi yang mempercayai mitos mereka akan mengucapka syukur kepada dewi padi yang disebut dengan “Saning Sri”
            Dalam perkembangannya,pertunjukan tari piring tidak hanya ditampilkan pada upacara adat saja melainkan ditampilkan juga untuk memeriahkan hari-hari besar lainnya, sepeti peringatan hari kemerdekaan, pameran, festival,dan penyambutan tamu-tamu kenegaraan.
Ragam Gerak Tari Piring
            Ragam gerak tari piring ini dilakukan di atas pecahan kaca.Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a)      Gerak pesambahan
Gerak yang di bawakan oleh penari pria bermakna sembah syukur kepada Allah SWT .Serta permintaan maaf kepada penonton yang menyaksikan tari ini agar terhindar dari kejadian-kejadian yang dapat merusak jalannya pertunjukan.
b)      Gera singanjuo lalai
Gerak ini dilakukan oleh penari wanita yang melambangkan suasana di hari pagi,dilakukan dengan gerakan-gerakan lembut.
c)      Gerak mencangkul
`Gerak ini melambangkan para petani ketika sedang mengolah sawah.
d)      Gerak menyiang
Gerak ini menggambarkan kegiatan para petani saat membersihkan sampah yang akan mengganggu tanah yang akan di garap.
e)      Gerak membuang sampah
Gerak ini menggambarkan tentang bagaimana petani mengangkat sisa-sisa sampah untuk di pindahkan ketempat lain.
f)       Gerak menyemai
Gerak ini melambangkan bagaimana para petani menyemai benih padi yang akan ditanam.
g)      Gerak memangar
Gerak ini menggambarkan para petani dalam memberi pagar pada pematang dawah agar terhindar dari binatang liar.
h)      Gerak mencabut benih
Gerak ini menggambarkan bagaimana mencabut benih yang sudah ditanam.
i)        Gerak bertanam
Gerak imi menggambarkan bagaimana para petani memindahkan benih yang telah dicabut.
j)        Gerak melepas lelah
Gerak ini menggambarkan bagaimana petani beristirahat melepas lelah sesudah melaksanakan pekerjaan mengolah sawah.
k)      Gerak mengatur juadah
Mengatur juadah ini berarti mengantar makanan kepada para petani yang telah mengolah sawah.
l)        Gerak menyambit padi
Gerak ini dibawakan oleh para penari pria yang menggambarkan bagaimana para petani di sawah pada saat menyambit padi.
m)   Gerak mengambil padi
Gerak ini dibawakan oleh penari wanita saat mengambil padi yang telah dipotong oleh penari pria.
n)      Gerak menggampo padi
Gerakan yang dilakukan dalam hal mengumpul padi dan dibawa ke suatu tempat.
o)      Gerak menganginkan padi
Gerak ini menggambarkan padi yang telah dikumpulkan untuk dianginkan dan nantinya akan terpisah antara padi dan ampas padi.
p)      Gerak mengirik padi
Gerak menggambarkan bagaimana para petani mengumpulkan padi dan menjemurnya.
q)      Gerak membawa padi
Gerak yang dilakukan para petani saat membawa padi untuk dibawa ke tempat lain.
r)       Gerak numbuk padi
Gerak yang dilakukan untuk menumbuk padi yang telah dijemur dilakukan oleh pria,sedangkan wanita mencurahkan padi.
s)       Gotong royong
Gerak yang dilakukan secara bersama yang melambangkan sifat kegotongroyongan.
t)       Gerak menampih padi
Gerakan yang menggambarkan gerakan bagaimana para petani menampih padi yang telah menjadi beras.
u)      Gerak menginjak pecahan kaca
Penggabungan dari berbagai gerak dan diakhiri oleh penari menginjak-injak pecahan kaca yang dilakukan dengan atraktif dan ditambah dengan beberapa gerak-gerak improvisasi penari.
Pola Lantai Tari Piring
            Pola lantai yang dipergunakan dalam tari ini adalah lingkaran besar dan kecil,
berbaris,spiral,horizontal dan vertical serta penempatan level bawah, level sedang serta level atas ditambah dengan pembagian beberapa kelompok.
            Berbagai macam gerak tari piring tersebut di bagi dalam tiga fase,yaitu gerak awal yang terdiri atas gerak persembahan dan singanjuo lalai.Bagian tengah terdiri atas gerak mencangkul sampai gerak penampih padi,dan bagian akhir terdri atas gerak menginjak pecahan kaca.
Iringan Musik
            Alat music digunakan untuk mengiringi tari piring adalah talempong,gandang,seruling,dan jentikan jari penari terhadap piring yang dipegang.
Busana Penari
            Busana yang digunakan oleh penari tari piring terbagi atas busana untuk penari pria dan wanita.
a)      Busana penari pria
Busana rang mudo/baju gunting china yang berlengan lebar dan dihiasi dengan missia (renda emas).
Saran gelembong,celana berukuran besar yang ada pada bagian tengahnya (pisak) warnanya sama dengan baju.
Deta/desrtar,yaitu penutup kepala yang terbuat dari bahan kain songket terbentuk segitiga yang dikaitkan di kepala.
b)      Busana penari wanita
Baju karung yang terbuat dari satin dan beludru.
Kain songket.
Selendang songket yang dipasang pada bagian kiri badan.
Tikuluak tanduak balapak,yaitu penutup kepala khas wanita Minangkabau dari bahan songket yang menyerupai tanduk kerbau.
Asksesoris berupa kalung rambai dan kalung gadang serta subang/anting.






REFERENSI :