Singapura adalah salah satu
republik di Asia Tenggara dan anggota Persemakmuran, yang mencakup sekelompok
pulau, dengan P. Singapura sebagai pulau terbesar. Di sebelah barat dan utara
berbatasan dengan Selat Johor (Malaysia), di sebelah timur dan selatan dengan Selat Singapura
(Indonesia). Negara ini terletak 137 kilometer sebelah utara garis
khatulistiwa. Lokasi negara ini yang strategis, fasilitas infrastrukturnya yang
berkembang pesat, kontras budayanya yang memesona, serta atraksi wisatanya,
semua berkontribusi terhadap kesuksesannya menjadi daerah tujuan unggulan baik
untuk bisnis maupun wisata.
Singapura terletak di kawasan
Asia Tenggara tepatnya di antara Malaysia dan
Indonesia di selatan Semenanjung Malaka. Letak Singapura sangat strategis karena
terletak di jalur silang pelayaran internasional. Letak geografis Singapura adalah 1°22’N, 103°48’E.
Singapura
terdiri dari 63 pulau dan yang terbesar adalah pulau Ujong (biasanya disebut
'pulau Singapura'). Di sebelah utara Singapura terdapat dua jembatan menuju
Johor, Malaysia. Luas Singapura sekitar 697 km2 dan negara terluas ke-192 di dunia.
Titik tertinggi negara Singapura terletak di Bukit Timah Hill dengan ketinggian
166 m. Hampir dua pertiga wilayah Singapura memiliki ketinggian kurang dari 15
meter di atas permukaan laut.
Singapura
berbentuk sebuah ketupat. Tanahnya rendah dan bergelombang, dengan beberapa
bukit di sebelah barat laut dan daerah berawa-saya di sebelah barat daya.
Sungai-sungai kecil dan pendek mengalir dari daerah perbukitan ke pantai,
kecuali di sebelah selatan. Di sebelah selatan, Singapura memiliki pelabuhan
akan yang terlindung oleh dua pulau lepas pantai.
Singapura
terletak kira-kira 130 km di utara garis khatulistiwa. Suhu rata-rata tercatat
26^o C, dengan pergeseran hanya sekitar 1,4^C. meskipun demikian, negeri ini
mengalami tiga musim yang berbeda satu sama lain: musim hujan yang sejuk (November-Maret)
mempunyai hubungan dengan angin musim timur laut; musim kemarau yang panas
(April-September) mempunyai hubungan dengan angin musim barat daya; musim
pancaroba (September-November) diwarnai oleh perubahan cuaca yang terjadi
secara mendadak. Curah hujan rata-rata 2.500 mm per tahun.
KERAGAMAN
BUDAYA DAN KEPRIBADIAN SINGAPURA
Singapura merupakan salah satu negara
yang paling padat di dunia. 85% dari rakyat Singapura tinggal di rumah susun
yang disediakan oleh Dewan Pengembangan Perumahan (HDB). Penduduk Singapura
terdiri dari mayoritas etnis Tionghoa (77,3%), etnis Melayu yang merupakan
penduduk asli (14,1%), dan etnis India (7,3%), dan etnis lainnya (1,3% ).
Mayoritas rakyat Singapura menganut agama Buddha (31,9%) dan Tao (21,9%). 14,9%
rakyat Singapura menganut agama Islam, 12,9% menganut agama Kristen, 3,3%
Hindu, dan lainnya 0,6%, sedangkan sisanya (14,5%) tidak beragama. Singapura
terdiri atas multietnis (Melayu, Cina, India, dan Eropa). Tata kehidupan
masyarakatnya merupakan perpaduan antara budaya Timur dan budaya Barat.
Singapura
mempunyai empat bahasa resmi, yaitu Inggris, Mandarin, Melayu, dan Tamil.
Bahasa Melayu adalah bahasa nasional Singapura tetapi lebih bersifat simbolis;
ia digunakan untuk menyanyikan lagu kebangsaan (Majulah Singapura) dan juga
sewaktu latihan dan dalam perbarisan pasukan tentera dan polisi. Pemerintah PAP
lebih cenderung dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
(lingua franca) dan penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas kepada kaum Melayu
saja. Hanya segelintir daripada kaum Tionghoa dan India yang fasih dalam bahasa
nasional (mayoritas daripada mereka telah melewati masa Singapura sebelum
merdeka).
Salah
satu aspek yang paling luar biasa dari Singapura adalah sifat penduduknya yang
kosmopolitan, sebuah keuntungan alami dari posisi geografisnya yang strategis
maupun keberhasilan komersialnya. Dibangun oleh Thomas Stamford Raffles sebagai
sebuah pusat perdagangan pada tanggal 29 Januari 1819, kota kecil tepi laut
Singapura segera menarik para imigran dan pedagang dari negeri Tiongkok, India,
Indonesia, Semenanjung Malaya, dan Timur Tengah.
Tertarik
dengan masa depan yang lebih baik, para imigran datang dengan membawa budaya,
bahasa, adat istiadat, dan kebiasaannya sendiri. Perkawinan silang dan perpaduan
budaya turut berperan dalam memengaruhi keragaman budaya yang kemudian
terbentuk dalam masyarakat Singapura dari berbagai aspek, sehingga menjadikan
warisan budaya yang beragam dan dinamis. Di akhir abad ke-19, Singapura menjadi
salah satu kota paling kosmopolitan di Asia, dengan kelompok etnis utama dari
kaum Tionghoa, Melayu, India, Peranakan, dan Eurasia. Saat ini, etnis Tionghoa
merupakan etnis mayoritas, yaitu 74,2% dari total populasi Singapura, sementara
penduduk awal negeri ini – 13,4% adalah
etnis Melayu. Etnis India sebanyak 9,2%, dan 3,2% sisanya berasal dari Eurasia,
Peranakan, dan etnis lainnya. Singapura juga banyak dihuni oleh kaum
ekspatriat, dengan hampir 20% dari mereka adalah para pekerja ‘kerah biru’
bukan warga tetap yang berasal dari Filipina, Indonesia, dan Bangladesh.
Sebagian sisa dari populasi ekspatriat tersebut termasuk para pekerja ‘kerah
putih’ yang datang dari berbagai negara, seperti Amerika Utara, Australia,
Eropa, RRC, dan India.
Sebagai
cerminan dari paduan budaya yang dimilikinya, Singapura mengadopsi satu bahasa
untuk mewakili semua dari empat etnis atau kelompok ‘ras’ yang utama. Empat
bahasa resmi dalam konstitusi Singapura adalah bahasa Inggris, Mandarin,
Melayu, dan Tamil. Namun, sebagai pengakuan atas status etnis Melayu sebagai
masyarakat pribumi di Singapura, bahasa nasional Singapura adalah Bahasa
Melayu.
Keberadaan
bahasa-bahasa lainnya, khususnya bahasa Melayu dan Tionghoa, tentunya
berpengaruh terhadap jenis bahasa Inggris yang digunakan di Singapura. Pengaruh
ini terutama tampak dalam bahasa Inggris informal, sebuah bahasa sehari-hari
yang berbasiskan bahasa Inggris yang dikenal secara umum sebagai Singlish.
Sebagai lambang identitas bagi banyak warga Singapura, bahasa tersebut mewakili
sebuah bentuk bahasa campuran yang mencakup kata-kata dari bahasa Melayu, juga
Mandarin dan India.
Hampir
semua orang di Singapura dapat berbicara lebih dari satu bahasa, dan banyak
yang mampu berbicara dalam tiga hingga empat bahasa. Sebagian besar anak-anak
di Singapura tumbuh dalam dua bahasa sejak kecil, dan mereka pun mempelajari
bahasa lain saat mereka tumbuh dewasa. Dengan mayoritas populasi yang mampu
membaca dan menulis dalam dua bahasa, bahasa Inggris dan Mandarin merupakan bahasa
yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara bahasa
Inggris merupakan bahasa utama yang diajarkan di sekolah, anak-anak di
Singapura juga mempelajari bahasa ibu mereka untuk memastikan agar tetap
tersambung dengan akar budaya mereka. Di antara dialek bahasa Tionghoa yang
berbeda-beda, bahasa Mandarin dijadikan sebagai bahasa utama etnis Tionghoa
dibandingkan bahasa lainnya seperti Hokian, Tiociu, Kanton, Hakka, Hainan, dan
Fuchow. Sebagai bahasa kedua yang paling banyak digunakan di antara etnis
Tionghoa di Singapura, penggunaan bahasa Mandarin meluas setelah dimulainya
kampanye Speak Mandarin di tahun 1980 yang membidik etnis Tionghoa. Di tahun
1990-an, upaya-upaya lebih digalakkan untuk membidik kalangan etnis Tionghoa
yang berpendidikan bahasa Inggris.
Jelajahilah
berbagai kawasan budaya dan landmark keagamaan di pulau ini, serta kenali lebih
dekat masyakarat multikultural di Singapura. Apakah Anda bergabung dengan
sebuah tur atau menjelajahi Singapura sendiri, Anda pasti akan menemukan
peninggalan sejarah yang menarik, keberagaman budaya yang bervariasi, dan gaya
hidup warga Singapura yang unik selama kunjungan Anda ke negara kota ini.
Singapura memiliki ekonomi pasar yang sangat maju, yang secara historis berputar di sekitar perdagangan entrepĂ´t. Bersama Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan, Singapura adalah satu dari Empat Macan Asia. Ekonominya sangat bergantung pada ekspor dan pengolahan barang impor, khususnya di bidang manufaktur yang mewakili 26% PDB Singapura tahun 2005 dan meliputi sektor elektronik, pengolahan minyak Bumi, bahan kimia, teknik mekanik dan ilmu biomedis. Tahun 2006, Singapura memproduksi sekitar 10% keluaran wafer dunia.
Singapura
memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dan merupakan pusat pertukaran
mata uang asing terbesar keempat di dunia setelah London, New York dan Tokyo.
Bank Dunia menempatkan Singapura pada peringkat hub logistik teratas dunia.
Ekonomi Singapura termasuk di antara sepuluh negara paling terbuka,
kompetitif[68] dan inovatif di dunia. Dianggap sebagai negara paling ramah
bisnis di dunia, ratusan ribu ekspatriat asing bekerja di Singapura di berbagai
perusahaan multinasional. Terdapat juga ratusan ribu pekerja manual asing.
Letak
Singapura yang sangat strategis membuat sektor perdagangan dan jasa berkembang
sangat cepat, bahkan terbesar di Asia Tenggara. Singapura menyediakan berbagai
fasilitas penerbangan dan pelabuhan laut dengan lengkap, sehingga menjadikannya
sebagai tempat singgah sementara (transit) kapal- kapal atau pesawat dari
berbagai maskapai yang hendak melanjutkan perjalanannya. Kondisi politik dan
keamanan yang stabil menjadikan Singapura sebagai tujuan investasi, khususnya
bagi negara-negara Barat yang hendak memperluas pasarnya di kawasan Asia.
Daftar
Pustaka :
http://ms.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan_Singapura
http://www.yoursingapore.com
http://www.google.co.id/imgres
http://www.yoursingapore.com
http://www.google.co.id/imgres